Bundaku bekerja di rumah
Asyik deh, dengan dukungan d'BC Network Bundaku tetap bisa berpenghasilan meskipun di rumah nemenin Aku....
Klik di sini untuk Info lengkapnya!

Friday, January 25, 2008

Percayalah dengan Apa yang Anda Jual

Saya mo membagi pengalaman teman saya tentang bagaimana menjual suatu barang. Ini juga berlaku pada bisnis apapun yang sahabat kelola. Saya ingat sharing teman sekantor saya dulu, seorang rekan kerja saya menawarkan produk "semacam multivitamin". Pertama kali rekan kerja saya ini mempresentasikannya dengan cara menggebu-gebu. Awalnya teman saya yang dipresentasikan ini sudah mulai terpengaruh...selanjutnya beberapa hari kemudian teman sy menanyakan gimana produk yang dibilang OK bANget itu...si penjual menjawab sudah gk mau jual lagi...dia hanya membantu abangnya saja...klo mau nnt saya ambilkan...yaaah....teman saya jadi ilfill deh beli produknya. Intinya adalah....jika kita ingin berjualan, yakinlah dulu dengan barang/produk yang kita jual. Jual lah barang tersebut karena memang menurut kita barang itu mempunyai kelebihan-kelebihan. Percayalah dan yakinlah bahwa produk kita akan laku di pasaran berdasarkan kelebihan2 yang dimiliki. Jika kita sudah percaya dengan barang yang kita jual, tentu sangat mudah meyakinkan pembeli untuk membeli produk jualan kita. Ingin meningkatkan omset penjualan....percaya dulu deh ama produk jualan sendiri :D

Regards,
Sukmasari
Bussiness Owner "Nadirahouse.com" "RAFI SELIMUT"
YM: sukmasari_am
SMS: +622181808775310
Ph: +622199589117

----------------------------------------------------------------------------------------------
Berikut adalah sharing pengalaman teman saya di milis TDA, pak Iim Rusyamsi:

Kemarin saya dan partner bisnis saya, menemani seorang teman yang
ditawarkan suatu bisnis di bidang telekomunikasi oleh seorang pemuda.
Pemuda ini menawarkan bisnis yang menurutnya akan menjadi mesin profit
untuk teman kami tersebut. Pemuda ini berstatus sebagai TDB atau
seorang karyawan dari perusahaan yang bergerak di bidang
telekomunikasi juga.

Ia mulai mempresentasikan bisnis dan teknis operationalnya yang
menggunakan system IT yang canggih. Setelah ia selesai presentasi,
kami menawarkan satu format kerjasamanya. Yaitu ia bergabung dengan
kami sama-sama sebagai owner bisnis tersebut dan menjalankan bisnis
tersebut sehari-hari sedangkan kami sebagai investornya. Investasi
yang harus ditanam sebesar lima ratus juta rupiah.

Yang menggagetkan buat saya adalah ia tidak berani langsung bergabung
dengan teman kami untuk menjalankan bisnis yang menurutnya adalah
mesin profit masa depannya. Ia menawarkan, ia tetap bekerja di kantor
TDB-nya tersebut selama 6 bulan dan mengontrol bisnis tersebut dari
kantornya.

Penyebabnya ialah pemuda ini, belum apa-apa menurut saya, sudah
menuntut semua fasilitas yang lebih seperti di TDB-nya, mulai
menanyakan berapa ia akan digaji, asuransi kesehatan, jamsostek,
tunjangan kendaraan dan lain-lainnya. Nah mungkin karena tidak
jelasnya semua tunjangan diatas maka ia menawarkan tetap di TDB-nya.

Padahal yang teman kami tawarkan adalah ia sebagai shareholder juga,
sebagai business owner, sebagai seorang yang full TDA yang mendapatkan
fasilitas-fasilitas diatas juga. Bukan lagi sebagai karyawan atau TDB.
Dan memang sebagai business owner bukan hanya berbagi keuntungan namun
tentu juga berbagi resiko.

Saya berkesimpulan bahwa pemuda ini justru tidak percaya terhadap
bisnis yang ia tawarkan kepada teman kami. Dan artinya juga ia tidak
yakin terhadap mesin profit yang ia buat sendiri tersebut. Ia masih
betah di zona nyamannya dan ia seorang yang mencari job security. Ia
belum tersentuh virus entrepreneur. Ia bukan menawarkan bisnis namun
sedang mencari pekerjaan baru untuk dirinya.

Tips dari saya adalah percayalah dengan bisnis anda sendiri. Jika anda
menawarkan/menjual sesuatu kepada orang lain, buatlah calon pembeli
tersebut nyaman dan percaya. Jika kita sendiri tidak percaya akan apa
yang kita tawarkan bagaimana dengan orang lain, pasti tidak akan
percaya juga.

Sama saja seperti jika kita berjalan di depan kerumunan binatang
(sebut saja binatangnya adalah anjing) dengan yakin dan percaya diri,
tidak ketakutan pasti anjing-anjing tersebut tidak akan menggonggong
kita apalagi mengejar kita. Namun jika kita berjalan dengan ragu-ragu,
dan seperti ketakutan dan berjalan sambil berlari, pasti anjing
tersebut akan menggonggong dan bisa jadi menggigit kita.

Juga sama jika kita mempresentasikan bisnis/produk kita, lalu kita
terlihat ragu-ragu, tidak percaya terhadap bisnis/produk yang akan
dijual/ditawarkan, calon pembeli/investor pun akan mencium ketakutan
tersebut. Dan pasti akan ogah untuk membelinya...

Salam fuuntastic,
Iim Rusyamsi
http://www.iimrusyamsi.com

No comments: